Kamis, 15 April 2010

SEMBILAN WINDU JEIHAN


Sembilan model berjajar di depan Jeihan Sukmantoro. Pelukis lulusan Institut Teknologi Bandung itu bermarathon menggambar kesembilan modelnya sementara Lena Guslina, penari senior dari Bandung mengiringi aksi Jeihan melukis dengan tariannya. Kolaborasi unik itu terjadi dalam pembukaan pameran Between Tehcniques and Instinctive Framing: 9 Windu Jeihan di Bentara Budaya Bali, Desember 2009 silam. Dalam pameran ini, pelukis yang selalu menghitamkan mata obyeknya ini, Jeihan menampilkan 42 karya terbaru yang menunjukkan kematangan teknik serta pencapaian spiritual yang unik. Sembilan windu atau 72 tahun, dan lima decade lebih menggeluti teknik lukis model tentu tak bisa dianggap waktu yang pendek untuk sebuah perjalanan. Bekal pengetahuan sebagai manusia Jawa yang dekat dengan kehidupan mistik, membuatnya mampu tiba di titik pertemuan intelektualitas dan spiritualitas. Ia menjadikan model-modelnya sebagai sarana pencarian spiritualitasnya. Misalnya saja ketika ia menggambar maestro tari topeng Cirebon Mimi Rasinah. Alih-alih menangkap wujud Rasinah, Jeihan justru menyapu kelebatan tari Panji itu sebagai sebuah esensi. Ia tak sekadar menggambar potret, tapi berusaha menangkap jiwa di baliknya. Hakikat itu pula yang ia hadirkan dalam karya-karya yang ditampilkan dalam pameran yang dibuka oleh I Gede Wiratha, Ketua Kadinda Bali ini. (ISA), Foto: Dok. Bentara Budaya Bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar